Friday, February 08, 2013

Panggilan Gereja: Mencintai Alam dalam Ranah Kehidupan Kristiani

Abstraksi
            Isu lingkungan hidup kerapkali dihubungkan dengan program pembangunan hidup manusia. Salah satu sarananya yaitu alam yang terus digerogoti. Penggunaan sumber daya alam menjadi alasan untuk program pembangunan itu. Dunia saat ini sedang terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Ketidakseimbangan ini memberi dampak yang cukup parah bagi lingkungan, alam, komunitas, dan populasi. Melihat kenyataan ini, Gereja sebagai persekutuan umat Allah yang hidup di tengah-tengah dunia harus terlibat dalam problematika lingkungan. Panggilan Gereja yaitu panggilan kesadaran akan lingkungan hidup. Tentu dengan menyadari panggilan ini, Gereja ikut serta dalam menjaga keseimbangan ekologi. 

Key Words
Alam, ekologi, ekosistem, Gereja, ketidakseimbangan, komunitas, lingkungan,  populasi.

Pendahuluan
            Bumi adalah ibu yang senantiasa mengandung dan melahirkan kehidupan. Ia memberi susu dan madu yang berlimpah. Seperti ibu insani bumi membiarkan semua kehidupan untuk hidup dari dan di dalam dirinya. Jika bumi seperti ibu maka semua yang ada di dalamnya adalah “saudara”, sebab semua yang ada mendapatkan makanan dan minuman dari ibunda bumi. Bumi inilah firdaus dalam taman surga. Akan tetapi sekarang surga itu telah hilang, firdaus telah musnah sebab ibunda bumi sedang sekarat. Manusia telah membunuh ibundanya sendiri dengan ulahnya. Mereka membuat teknologi yang canggih, limbah, dan berbagai macam bentuk pemusnah, namun tanpa disadari, ia sedang membunuh dirinya sendiri.
Saat ini kita memasuki millennium ketiga. Pada akhir millennium kedua dan awal millennium ketiga, peristiwa alam semakin banyak terjadi dan memakan banyak korban jiwa. Banyak jiwa telah hilang karena peristiwa-peristiwa alam. Tidak hanya nyawa manusia yang hilang, tetapi kerugian-kerugian yang lain seperti harta-benda, surat-surat berharga, dan yang lainnya.
Baru-baru ini terjadi “Penurunan permukaan tanah secara signifikan di Jakarta semakin luas. Kondisi tersebut terjadi akibat kian intensifnya pembangunan fisik yang disertai penyedotaan air tanah secara tidak terkendali. Naiknya permukaan laut sebagai dampak pemanasan global menyebabkan wilayah Jakarta yang terendam rob atau genangan saat air laut pasang kian luas.”( Kompas, 27 September 2010: 1). Kejadian ini merupakan peristiwa alam yang tidak bisa kita elakan lagi. Dan ini juga merupakan suatu fakta yang telah nyata.

Kebutuhan Manusia Akan Alam

3 Kesalahan Gereja/Umat Katolik

 

SEMPATKAN diri Anda menjawab pertanyaan sederhana ini sejujurnya: Mengapa Anda beragama?
Tak semua mungkin dengan serta merta dapat menjawab pertanyaan ini. Untuk mempermudah, mungkin Anda akan setuju jika ada yang menjawab bahwa kita beragama karena harapan akan hidup kekal kelak setelah kita mati. Singkatnya kita ingin masuk surga dan beroleh hidup kekal.
Bicara tentang surga dan hidup kekal, banyak orang katolik salah mengira bahwa surga atau hidup kekal adalah pahala alias upah perbuatan baik kita. Berbuat baik akan beroleh pahala. Itu terlihat ketika orang menolak bertobat karena belum tua dan mau mati. “Nanti lah, kalau mau mati baru bertobat dan berbuat baik.”
Atau, “Nantilah dibaptis, kalau sudah dekat ajal.” Padahal kita semua tahu bahwa tak seorang pun tahu kapan ajal menjemput.
Berbuat baik diyakini akan beroleh pahala. Pahala dibutuhkan untuk masuk surga. Itulah kesalahan pertama.
Surga, kerajaan Allah adalah anugerah Allah, bukan usaha manusia. Perbuatan baik bukanlah tiket masuk surga ataupun alat untuk menyuap Tuhan.