Monday, August 25, 2014

TERNYATA BINATANG JUGA BISA DAPAT BERKAT - ANIMAL BLESSING DI GEREJA SANTA HELENA

TERNYATA BINATANG JUGA BISA DAPAT BERKAT
ANIMAL BLESSING DI GEREJA SANTA HELENA

 e-flyer 01 design by putrosantoso


GAGASAN DASAR IBADAT BERKAT BINATANG 4 OKTOBER


Dalam ajaran Katolik, mengacu pada Kitab Suci, binatang adalah ciptaan Tuhan yang ‘baik adanya’ (Kej. 1: 25). Memang, dikatakan kemudian bahwa manusia bisa menguasainya (bdk. Kej. 1: 28), tetapi yang dimaksud sebenarnya adalah bukan merusak atau membunuhnya, melainkan untuk menjaganya, agar hidup saling mendukung. Dalam keyakinan bangsa Israel pun, manusia dan alam, termasuk binatang, adalah satu keluarga yang bisa bersama memuji Tuhan, seperti misalnya tercermin dalam Mazmur 148.

Selanjutnya, kesatuan manusia dan alam ditegaskan Yesus pula ketika sebelum naik ke surga berpesan kepada para murid untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk, bukan hanya kepada manusia saja (bdk. Mrk 16:15). Tentu, mewartakan Injil yang dimaksud Yesus bukan berarti mengotbahi atau bahkan membaptis binatang dan tumbuhan. Mencintai dan menjaga agar mereka hidup baik, sehingga bisa saling mendukung dalam hidup bersama, adalah wujud nyata dari ‘mewartakan Injil’ yang dimaksud tadi.

Dalam sejarah Gereja Katolik, pernah hadir sosok St. Fransiskus dari Asisi yang hidup pada tahun 1182-1226. Dalam usia yang tidak terlalu panjang, St. Fransiskus, yang namanya kemudian dipakai oleh Paus kita sekarang, dikenal sebagai pencinta binatang dan juga tumbuhan. Tidak hanya itu, diceritakan bagaimana beliau bisa berkomunikasi dengan binatang-binatang yang tidak takut padanya. Karena itulah, pada tahun 1979, Paus Yohanes Paulus II menetapkan St. Fransiskus Asisi sebagai santo pelindung lingkungan hidup. Perayaannya dijatuhkan setiap tanggal 4 Oktober.

Sebelum itu pun, di banyak tempat, setiap tanggal 4 Oktober ada perayaan mengenang St. Fransiskus Asisi dengan fokus meningkatkan kepedulian pada lingkungan hidup. Salah satunya adalah ibadat pemberkatan binatang, khususnya binatang piaraan. Tentu, tujuannya bukan agar binatang menjadi lebih suci, tetapi terutama agar manusia, sebagai ‘rekannya’ (kalau toh bukan ‘tuan-nya’) disadarkan betapa makhluk ciptaan lain sungguh ‘baik adanya’ di mata Tuhan Pencipta. Dengan itu, ditumbuhkan pula kepedulian bukan hanya pada binatang melainkan juga pada makhluk lain dan lingkungan hidup pada umumnya, yang juga berarti makin tumbuhnya iman. via -ALBI234- 

e-flyer 02 design by jonan

Thursday, July 10, 2014

"Live in" Frater di Lingkungan Santa Felisitas

"Live in" Frater di Lingkungan Santa Felisitas

Pada 17-18 Mei 2014, Paroki Santa Helena boleh berbangga hati menyambut kedatangan 55 orang frater, bruder dan suster untuk kegiatan "live in" di lingkungan-lingkungan yang ada di Santa Helena.
Lingkungan kita sendiri, Santa Felisitas berkesempatan menyambut seorang frater asal Timor Lester dari ordo Fransiskan bernama frater Silvester.
Kegiatan "live in" ini diawali dengan penyambutan frater, bruder dan suster di bedeng gereja, dilanjutkan dengan kegiatan Bina Iman Anak (BIA). Kegiatan menjadi lebih meriah lagi bersamaan dengan dirayakannya ultah frater Silvester.
Selesai acara, peserta "live in" langsung dijemput oleh keluarga terpilih untuk beristirahat dan acara keakraban bersama keluarga terpilih, yaitu keluarga bapak Petrus.
Pukul 16.00 wib, frater Silvester diundang untuk mengikuti  kegiatan Bina Iman Anak Lingkungan Santa Felisitas. Frater Silvester ikut aktif dalam acara BIA dan sempat juga sharing serta tanya jawab dengan anak-anak bina iman.
Pukul 19.30 wib, bertepatan dengan bulan Rosario, kegiatan dilanjutkan dengan doa Rosario dan juga acara kebersamaan peserta "live in" dengan umat lingkungan.
Frater Silvester mengungkapkan kekaguman untuk umat yang masih mau mengikuti kegiatan seperti Pendalaman Iman (PI) dan doa Rosario di lingkungan di sela-sela kesibukannya. Frater Silvester menyebutnya sebagai orang-orang yang mau menjalankan iman Katolik.

(written by WW, edited by TJ)